PUISI "LUPA AKAN MAKNA"

LUPA AKAN MAKNA

Hari ini untuk kesekian kalinya dari 1928

Yang menyatukan tumpah darah

Yang menyatukan bangsa dan bahasa

Ya tahun 1928, kita mengaku bertumpah darah satu

berbangsa Satu, berbahasa satu, BAHASA INDONESIA

Putra-Putri kita bersatu dalam sumpah

Berikrar begitu lantang

Sungguh bangga ibu pertiwi

Tiba masa pertanyaan besar menghadang

Dimanakah ruh 1928?

Dimanakah persatuan akan tumpah darah, bangsa, dan bahasa?

Dikriminasi, rasialisme terjadi dimana-mana

Menghina, mengunjing, membenci, mencaci

Sumpah pemuda 1928

Kami hapal setiap bait ikrarmu

Kami hapal hari perayaanmu

Namun sungguh naif, kami kosong akan maknamu

 

 

Comments

Popular posts from this blog

Hikmah di Balik COvid-19

Contoh Makalah Bimbingan dan Konseling

PUISI "SANG PENGENDALI"