Posts

Showing posts from October, 2020

PUISI "LUPA AKAN MAKNA"

LUPA AKAN MAKNA Hari ini untuk kesekian kalinya dari 1928 Yang menyatukan tumpah darah Yang menyatukan bangsa dan bahasa Ya tahun 1928, kita mengaku bertumpah darah satu berbangsa Satu, berbahasa satu, BAHASA INDONESIA Putra-Putri kita bersatu dalam sumpah Berikrar begitu lantang Sungguh bangga ibu pertiwi Tiba masa pertanyaan besar menghadang Dimanakah ruh 1928? Dimanakah persatuan akan tumpah darah, bangsa, dan bahasa? Dikriminasi, rasialisme terjadi dimana-mana Menghina, mengunjing, membenci, mencaci Sumpah pemuda 1928 Kami hapal setiap bait ikrarmu Kami hapal hari perayaanmu Namun sungguh naif, kami kosong akan maknamu    

PUISI "SANDIWARA CINTA"

  SANDIWARA CINTA Siapa aku bagimu? Kau simpan dimana hatiku? Dimana gerangan perasaanku kau gantung? Tingkahmu begitu meyakin jiwa ini Tutur katamu melunak rasaku Manis senyum, sopan berucap Nona, begitu indah sandiwaramu “Ya aku mencintaimu” Ujarmu kala itu Nona, aktor mana panutanmu? Sungguh nyata bak sesungguhnya Mau bagaimana lagi hati sudah terjerat Nona, cukup, jangan kau teruskan Cukup hati ini yang terakhir kau sayat dengan sandiwara indahmu

PUISI "ADA KALANYA"

  ADA KALANYA Ada kalanya telinga asing akan suara Ada kalanya mata asing akan raut Ada kalanya hidung asing akan bau Ada kalanya tangan asing akan bentuk Ada kalanya lidah asing akan rasa Ada kalanya hati lelah berharap Ada kalanya kaki lelah mengejar Ada kalanya hidup lelah berjuang Ada kalanya otak lelah berpikir

PUISI "BERMUKA DUA"

  BERMUKA DUA Mengapa kau melarangku? Mengapa kau mencegahku? Mengapa seakan aku harapanmu? Mengapa seakan kau mencintaiku? Mengapa seakan kita sehati? Mengapa, mengapa? Bukannya hatimu sudah miliknya? Bukannya cincin emas sudah elok terpasang? Lantas mengapa? Mengapa semua kau lakukan? Cukup! Tanpa kau jelas aku begitu mengerti Jangan puji jika maksud menghina Jangan baik jika maksud melukai Jangan cinta jika maksud menyakiti

PUISI "WAKTU YANG SINGKAT TUK MEMIKAT"

  WAKTU YANG SINGKAT TUK MEMIKAT 10:25 awal mula wajahmu   terekam dengan jelas Cukup tinggi dari mayoritas Alis tipis nan pipi cabi Putih bersih bak kertas 21:46 kali kedua wajahmu terekam dengan jelas Tidak banyak berubah darimu Namun kali ini Banyak diksi yang keluar Banyak harap yang terlontar 04:11 kali ketiga wajahmu terekam dengan jelas Namun dengan hati dan rasa yang berbeda Bak tak saling kenal Sepatah pun enggan terucap Entah gengsi, entah hilang rasa, atau mungkin engkau benci padaku Begitu singkat pertemuan kita Sedikit kesan terukir Namun siapa sangka soal hati? Waktu yang singkat tuk memikat