Posts

Showing posts from August, 2020

PUISI "MUHAMMAD MENANGIS"

  MUHAMMAD MENANGIS Gelak tawa, nyanyian, memenuhi angkasa Bir, arak di tenteng kemana-mana Mahrom, bukan, bukan masalah Umat tertawa senang Muhammad menangis sedih Kita lupa akan syari’at Kita lupa akan akhirat Kita lupa akan akan tobat Muhammad semakin sedih Kita semakin bahagia Bahagia yang menipu Muhammad selalu melarang Kita selalu melanggar Ajarannya di sepelekan, ajakannya di hiraukan Lalu masih pantaskan kita mendapatkan syafaatnya?                      

PUISI "TAHUN BARU BERALAS KARDUS"

  TAHUN BARU BERALAS KARDUS Tergesah tubuh terbangun Pendengaran di penuhi letusan-letusan warna Canda tawanya menusuk hati Dari sela-sela kardus Mata mengintai Wajah lesuh disiram butiran bening Senyum kecil nan kecewa terukir Jutaan rupiah hangus terbakar Seadainya letusan-letusan itu merubah kardus ini Seandainya letusan-letusan itu merubah aroma limbah ini Seandainya letusan-letusan ini merubah nasib ini Hahaha itu hanya seandainya Coba lihat sekarang Aku masih saja tidur beralas kardus dan Berselimut aroma limbah Ya tahun berganti begitu cepat Tanpa sudi membawa nasib ini          

PUISI "PENDIDIKAN BAK MENARA AIR"

  PENDIDIKAN BAK MENARA AIR Kala kokok ayam sayup terdengar Kala mentari malu-malu bersinar Kala bumi dipenuhi nyanyian burung Kala semuanya hadir Perlahan binar mata mengantar tangis Pagiku tak seindah pagi mereka Segarnya udara pagi tak mampu mengukir senyum Pagi ini tak ubanya dengan pagi-pagi yang lalu Lihat senyum itu,lihat wajah itu Wajah, senyum begitu segar terlihat Mengapa tidak! Ia selalu tersiram Tersiram akan air dimenara itu Tegap berdiri ku didepannya Berharap ia rela menyiram tubuh ini Namun realita begitu pahit bagi sang pengharap Setetes pun ia enggan Dalam hati aku berseru “Mengapa kau tak menyiramku?” “Apakah pemilikmu tak melihatku?” Perlahan ibu berbisik “ N ak menara itu kan menyirammu Kala saku sesak akan kertas proklamator ”

PUISI "HAPPY NEW YEAR"

  HAPPY NEW YEAR Awan biru tak terlihat Matahari sudah lama tenggelam Burung hantu sayup tak terdengar Hiruk pikuk kehidupan masih terasa Hitung mundur dimulai Ledakan demi ledakan mewarnai gelapnya malam Sorak tawa memenuhi penjuru kota Teriakan, seruan bersatu dalam satu waktu Tepat ditengahnya malam Ribuan malaikat menghadap tuhan Ribuan karung harapan di bawah naik Senyum sumringah terukir dimana-mana Satu langkah baik telah diambil Semoga saja, semoga saja, dan semoga saja  

PUISI "EGOISME CINTA"

Image
  EGOISME CINTA Nasehat hati melekat tak menghilang Aroma khas selalu terbayang Lembut sangat-sangat lembut Anggun merona manis terukir Tipis bak tak memiliki Putih coklat harapan tertanam Sungguh bahagia memandang Ini itu tak peduli apa berkata Caci maki, bodo amat bersikap Sederhana berlimpah kenyamanan Sekejap pun tak apa tuk menjenguk Sekedar bercakap luluh terasa Maaf sepatah pun tak berucap Bak inspirasi segala rasa Menetap selalu menetap Jangan tanya toh berpaling pun ia enggan